Sabtu, 14 Januari 2012

Sistem Pencahayaan Ruangan

Pada jaman modern ini semakin banyak gedung-gedung besar yang berfungsi sebagai kantor pusat, supermarket, markas komando, ruang-ruang kuliah besar dan sebagainya. Sudah tidak mempergunakan lagi cahaya matahari sebagai sumber penerangan, karena dianggap kurang dipercaya pasang surut cerah terangnya. Namun, cahaya matahari merupakan sumber penerangan yang berkedudukan mutlak, sangat penting dan harus kita manfaatkan. (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 239)
            Oleh sebab itu ada kebutuhan untuk menghitung secara rasional, berapa cahaya matahari yang  sebaikknya dimasukkan kedalam ruangan yang berpangkal pada pengertian faktor cahaya siang hari maupun faktor terang langit.
Faktor Cahaya Siang hari menunjuk pada prosentase dari jumlah terang siang hari yang jatuh pada suatu titik pada bidang di dalam suatu ruangan. Perbandingan antara kekuatan terang pada titik tersebut (di dalam ruangan) dengan kekutan terang yang pada saat itu menerangi lapangan terbuka. (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 240)
            Terang Langit sumber cahaya yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat yang diambil sebagai dasar untuk penentuan syarat-syarat mengenai penerangan alami siang hari. (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 243)
            Kejelasan suatu obyek tergantung oleh : iluminan (banyak arus cahaya yang datang pada satu unit bidang yang diterangi), ukuran obyek, dan kontras antara obyek dengan sekitarnya. Kontras antara obyek dengan latar belakang perlu tinggi agar obyek mudah dikenal. Setipa 1 % penurunan kontras harus diimbangi 15% tambahan kekuatan penerangan.(Prasasto Satwiko, 2004 :  93)
            Bukaan (jendela) sebaiknya menghadap ke utara atau ke selatan untuk memperkecil kemungkinan sinar langsung matahari masuk kedalam ruangan. Ingat pula bahwa menghindari sinar langsung matahari bukan berarti kita tidak boleh menatap ke langit. Tatapan ke langit biru dan awan-awannya pada saat-saat tertentu amat diperlukan untuk melepas pandangan dan mendekatkan pada alam. Membuat jendela selebar-lebarnya akan lebih menguntungkan daripada jendela sempit. Bila terlalu banyak cahaya, dapat digunakan tirai untuk menutup sebagian jendela agar didapat penerangan sesuai dengan yang dikehendaki. Jendela timur dan barat perlu dilindungi tirai (di sisi luar) agar panas dan sinar matahari pagi dan sore hari yang tajam tidak mengganggu. (prasasto Satwiko, 2004 : 98-99)
            Oleh karena  itu  lebar jendela agar cahaya yang masuk ke dalam ruangan cukup dapat dihitung dengan rumus :
L1= L(1 +  t/D)
L1= Lebar lubang
L = Lebar lubang Effektip
t  = Tebal tembok
D = jarak titik ukur ke bidang lubang cahaya effektip
H1 = H (1+t/D)
H1=  Tinggi lubaang
H = Tinggi lubang effektip
Ukuran standar dari pencahayaan lubang jendela :
H/D
L/D
Lubang Cahaya atau jendela
1,9
0,1
lebar 0,4 m
tinggi 3,8 m
Luas 1,52 m
0,8
0,2
Lebar 0,8 m
tinggi 1,64 m
Luas 1,31 m
0,6
0,3
lebar 1,20 m
tinggi 1,24 m
Luas 1,49 m
0,52
0,4
lebar 1,60 m
tinggi 1,04 m
Luas 1,66 m
0,47
0,5
lebar 2,00 m
tinggi 0,94 m
Luas 1,98 m
Tabel 1.1 (Dipl.Ing.Y.B.Mangunwijaya, 1980 : 259)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India