Transportasi
adalah pergerakan manusia, barang, dan informasi dari suatu tempat ke tempat
lain dengan aman, nyaman, cepat, murah, dan sesuai lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Timbulnya transportasi
didasarkan pada persoalan:
1.
Kebutuhan manusia akan
barang, jasa, dan informasi dalam proses
kehidupannya
2.
Barang , jasa, dan
informasi tidak berada dalam satu
kesatuan dengan tempat tinggalnya
Masalah lalu lintas yang
sekarang ini sering muncul adalah: kemacetan, tundaan, kecelakaan, dan polusi.
Kemacetan dapat disebabkan
oleh antara lain:
- sarana dan prasarana
masih terbatas, manajemen lalu lintas yang belum berfungsi secara optimal,
- pelayanan angkutan umum
penumpang belum memadai, dan disiplin pemakai jalan yang masih rendah.
Kemacetan akan menyebabkan terhambatnya
proses aktivitas masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, dan
lain-lainnya, serta menimbulkan pemborosan dalam hal waktu dan penggunaan
energi.
Kecelakaan dapat menyebabkan cacat
tubuh maupun hilangnya nyawa manusia, merupakan masalah yang cukup serius yang
perlu diselesaikan.
Kendaraan di jalan merupakan
sumber
polusi suara maupun polusi udara yang cukup signifikan yang dapat
menimbulkan efek pada kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan penanganan khusus dalam pembatasan
kadar emisi gas buang.
Secara sederhana penyebab
permasalahan lalu lintas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kemacetan (congestion) yang disebabkan oleh
kapasitas ideal jalan sudah terlampaui dan atau manajemen penataan lalu lintas yang
kurang baik
2.
Kecelakaan (accident) yang disebabkan oleh perancangan geometrik jalan kurang
baik, kondisi kendaraan dan atau kondisi jalan yang kurang bagus, disiplin
pemakai jalan yang rendah, serta pengaturan lalu lintas yang kurang tepat.
3. Tundaan (delay) disebabkan oleh pemborosan waktu
perjalanan akibat turunnya rata-rata kecepatan kendaraan.
4. Pemborosan konsumsi
bahan bakar akibat seringnya pemakaian gigi rendah kendaraan akibat kemacetan
5. Polusi, baik berupa
polusi suara maupun udara.
Pertumbuhan penduduk serta
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan meningkatkan jumlah
pergerakan orang
dan barang.
Jika pertumbuhan lalu lintas lebih
besar daripada penambahan jumlah prasarana lalu lintas maka akan timbul berbagai
problem lalu lintas.
Dewasa ini di daerah
perkotaan penambahan jaringan jalan sudah bukan merupakan alternatif terbaik untuk
menyelesaikan problem lalu lintas.
Hal ini terjadi karena
sudah padatnya lahan dalam kota sehingga pengembangan jaringan jalan baru
merupakan alternatif yang memerlukan biaya sangat besar.
Tingkat pertumbuhan
kendaraan yang sangat tinggi ,tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan jaringan
jalan, sehingga
seberapapun besar penambahan jaringan jalan akan selalu dipenuhi oleh lalu
lintas kendaraan
dan akhirnya problem lalu lintas akan selalu muncul.
Untuk itu maka diperlukan alternatif
penyelesaian yang lain.
Pada daerah perkotaan
dengan problem lalu lintas yang belum kompleks maka analisis tingkat ruas (link)
maupun analisis tingkat simpang
(masing masing secara individual) masih bisa dipakai sebagai alternatif
penyelesaian.
Alternatif penyelesaian
secara individual dapat diselesaikan dengan manajemen lalu lintas saja, sebagai
contoh penggunaan jalur satu arah, pengaplikasian alat pengatur lalu lintas
yang tepat pada simpang,
pembuatan lapangan parkir, dan lain sebagainya.
Pada daerah perkotaan
dengan problem lalu lintas yang sudah terjadi pada sebagian besar areanya analisis
lalu lintas yang harus dilakukan adalah analisis tingkat area.
Penanganan problem lalu lintas ini sudah tidak
bisa hanya dengan pengaturan lalu lintas saja, akan tetapi
harus secara terpadu
yang biasa disebut dengan manajemen sistem transportasi. Secara garis besar
manajemen sistem trasnportasi terdiri dari pemakaian ruas jalan secara efisien,
pengurangan jumlah
kendaraan di area yang padat (Transportation Demand Management dan penataan tata guna lahan) dan
penyediaan fasilitas transit.
Di negara maju pada
beberapa tahun terakhir untuk menyelesaikan problem lalu lintas lebih
ditekankan pada
pengaturan permintaan perjalanan (Travel Demand Management, TDM)
Pengaturan permintaan
perjalanan dilakukan dengan menyebarkan periode permintaan puncak
(membedakan
jam masuk/pulang sekolah, membedakan jam masuk/pulang kerja pada perusahaan dan
lain
lain) atau pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi atau pembatasan
penggunaan kendaraan pribadi. pada
beberapa zona. Pembatasan penggunaan mobil
pribadi harus diimbangi dengan penyediaan akses
transportasi alternatif.
Pada saat ini untuk
mengatasi permasalahan lalu lintas Pemda DKI Jakarta sedang mengembangkan
penggunaan angkutan umum berupa bus dengan prioritas. Untuk memotivasi
masyarakat maka disediakan
armada bus yang nyaman dan disediakan jalur khusus
bus, busway, sehingga waktu tempuh
berkurang.
Dengan berkurangnya waktu tempuh diharapkan pengguna mobil pribadi
akan beralih ke bus, sehingga arus
lalu lintas akan berkurang dan kemacetan
bisa dihindari.
Alternatif penanganan
kemacetan yang bisa dilakukan pula di Jakarta adalah meningkatkan pertumbuhan
prasarana transportasi yang tidak memerlukan/mengganggu prasarana transportasi
yang ada di permukaan
tanah, sebagai contoh pengembangan sistem angkutan umum
massa yang berada di bawah tanah (subway).
Moda yang bisa digunakan antara lain tram atau
kereta api listrik. Hanya saja perencanaan dari
pembangunan prasarana ini harus
mempertimbangkan aksesibilitas antar moda sehingga akan terwujud suatu
Sistem
Angkutan Umum Transportasi Perkotaan Terpadu (SAUTPT).